Wednesday, 11 September 2019

Jangan salahkan ribanya

Pada zaman sekarang mungkin kita menganggap dikit-dikit riba, dikit-dikit tidak boleh.
Ya tempo hari saya baru membaca sebuah surat keputusan dari MUI tentang penggunaan diskon pada gopay atau sejenisnya termasuk dalam riba, karena ada sistem deposit dahulu.

  Sebagian orang bahkan saya sendiri termasuk pengguna gofood dan grabfood yang menggunakan ovo dan gopay. Saya termasuk pengguna diskon dari aplikasi tersebut, pas saya tahu spontan kaget ternyata selama ini saya memakan riba.

   Saya bukan orang suci yang bebas dari dosa atau riba, keluarga saya juga kadang kala meminjam uang di bank dan keluarga kami termasuk orang yang pengguna aktif bank, misal untuk tranfer atau sekedar menyimpan uang. Tapi sekarang kami berusaha sedikit demi sedikit untuk meninggalkan riba. Kembali ke masalah pesan makan online yang termasuk riba bila menggunakan promo diskon, saya mulai kepikiran ternyata bukan tentang hukum riba yang berubah tapi perkembangan teknologi yang membuat kita terlena dan akhirnya kecanduan dan menganggap riba itu biasa, itu menurut saya.

Atau lebih ke gaya hidup. Ada orang yang bilang "ya kalo ga nyicil motor kita gabakal bisa beli motor" , "lumayan loh diskonan dari pesanan online, isi saldonya juga gampang" , "kalo pengen punya rumah ya nyicil, kita mana sanggup bayar rumah dengan cash" dan lain-lain.

Menurut saya lebih ke gaya hidup, rumah itu penting, alat transportasi pun penting, semua tergantung masing-masing individu dalam menyikapi ini. Hanya yang saya sayangkan adalah pendapat orang yang bilang dikit-dikit riba. Padahal hukum riba tidak pernah berubah, justru perkembangan zamanlah yang membuat tuntutan ekonomi meningkat.
Bisa pesen makanan online tapi tanpa mengambil diskonnya, kalau tidak bisa lebih baik bayar cash. Kalau mahal lebih baik beli sendiri, harga lebih murah tentunya daripada di aplikasi.

Wallahualam.



No comments:

Post a Comment