Saturday, 10 October 2020

Akhir Hidup yang Menyayat Hati

      

        Umar al-khamawi (Ibnu Farid) ahli ibadah tapi memiliki pemikiran yang menyimpang tentang akidah. Ibnu farid meyakini bahwa Allah bersemayam ditubuhnya makhluk ketika makhluk itu ahli ibadah, ketika ibadahnya ekstra kepada Allah. Menurut ibnu farid jika manusia ibadah maka dia akan naik posisinya. Allah yang berada diatas akan turun dan mendekat kepada orang yang ahli ibadah. Ketika mereka saling mendekat maka mereka akan bertemu di satu titik dan disitulah dia mengatakan bahwa Allah itu makhluk dan makhluk itu Allah. Itulah yang dinamakan wihdatul wujud.

        Wihdatul wujud yaitu bersemayamnya Allah dalam tubuh makhluk. Allah itu kamu, kamu itu Allah. Pemikiran ini bahaya karena merusak akidah, dimana seharusnya Allah bersemayam diatas 'Arsy. Kalau kita meyakini Allah bersemayam ditubuh makhluk maka Allah bisa salah, Allah bisa merasakan sakit ketika hamba tersebut kita pukul.

        Ibnu farid tetap berpegang teguh pada pemikirannya walaupun sudah dinasehati oleh temannya bahwa nabi saja tidak pernah mengatakan bahwa dalam dirinya ada Allah, dia tidak mendapat hidayah sampai saat sakaratul maut, teman-temannya datang dan memberinya talqin (laa ilaahail Allah) disebelah telinga kanannya, namun tidak ada satu katapun yang bisa diucapkan beliau walau beliau ahli ibadah.

        Lalu Allah menggelar momen yang tidak bisa dilupakan sejarah. Dia melolong seperti anjing aauuuu aauuuu, sampai akhir hidupnya terus melolong. Nauzubillah.

        Para ulama dalam kitab sakaratul maut (washidatuhu) yaitu beratnya sakaratul maut dimana perkara yang menjadikan kehidupan akhirat kita rusak itu kalau hubungan kamu dengan Allah sudah rusak dalam bentuk akidah yang salah, maka Allah akan tinggalkan kita sebagaimana kita meninggalkan Allah dalam masalah akidah. Nauzubillah. Memang benar Allah akan mendekat kepada hambanya yang ahli ibadah, tapi bukan secara fisik. Semoga kita bisa ambil hikmah dari kejadian ini dan semoga kita bukan termasuk golongan yang lalai. Aamiin.


No comments:

Post a Comment